Rabu, 24 Juni 2015

Kebudayaan Sumbawa

BUDAYA
Dari bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di wilayah Sumbawa, berupa sarkofagus, nakara, dan menhir mengindikasikan bahwa tau Samawa purba telah memiliki kepercayaan dan bentuk-bentuk ritual penyembahan kepada arwah nenek moyang. Hal ini mengindikasikan bahwa Kebudayaan Tau Samawa telah berkembang jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.
Agama Islam masuk ke Pulau Sumbawa lebih dahulu dari pada di Pulau Lombok, kira-kira antara tahun 1450–1540 yang dibawa oleh para pedagang Islam dari Jawa dan Melayu, khususnya Palembang. Selanjutnya runtuhnya Kerajaan Majapahit telah mengakibatkan kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Sumbawa memerdekakan diri. Kondisi ini justru memudahkan bagi proses pengenalan ajaran Islam oleh para mubaligh tersebut, kemudian pada tahun-tahun awal di abad ke-16, Sunan Prapen yang merupakan keturunan Sunan Giri dari Jawa datang ke Sumbawa untuk menyebarkan Islam pada kerajaan-kerajaan Hindu di Sumbawa, dan terakhir penaklukan Karaeng Moroangang dari Gowa-Sulawesi tahun 1618 atas Kerajaan Dewa Maja Paruwa (Utan) sebagai kerajaan terakhir yang bersedia masuk Islam.
Dalam kehidupan beragama atau hukum pada setiap desa terdapat seorang pemimpin yang dinamakan penghulu, lebe, mudum, ketib, marbot, dan rura.

Diposkan oleh X- FILESdi 07.06
http://gokilgila.blogspot.com/2012/01/kebudayaan-suku-tau-samawa-suku-sumbawa.html


MANJAREAL – JAJANAN KHAS SUMBAWA

Manjareal adalah jajanan khas yang cukup populer di kalangan masyarakat Sumbawa.  Panganan yang terbuat dari kacang tanah dan gula ini mampu menggoyang lidah penikmatnya. Cocok disajikan sebagai camilan, oleh-oleh, dan banyak pula ditemukan sebagai jajanan lebaran masyarakat Sumbawa. Keunikan makanan ini adalah kemasannya yang dibentuk sedemikian rupa dari daun lontar sehingga berkesan tradisional.

Diposkan oleh Hayatun Nufusdi 22.21
http://samawaness.blogspot.com/2012/10/manjareal-jajanan-khas-sumbawa.html


ciri khas

Sama halnya dengan daerah-daerah lain di penjuru Indonesia. Daerah Sumbawa juga memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas masyarakat Sumbawa. Masyarakat Sumbawa biasa di sebut dengan “Tau Samawa”. Para tau Samawa pada zaman dahulu memiliki berbagai macam adat – istiadat tradisional yang bernilai seni sastra. Salah satunya yakni Lawas, Tuter, Panan, dan Ama. Semua ini merupakan bagian dari foklor atau hasil kreativitas para tau Samawa pada zaman dahulu yang disampaikan secara turun-temurun hingga ke generasinya saat ini.
Lawas adalah karya seni yang sangat dikenal oleh masyarakat Tana Samawa. Lawas merupakan sarana pengungkapan isi hati untuk di sampaikan kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis. Namun Lawas lebih sering di ungkapan secara lisan, karena dengan mengungkapannya secara lisan, seseorang tersebut akan mendapatkan kepuasan tersendiri.
Tuter artinya bercerita. Tuter disebut juga sebagai cerita rakyat yang umumnya disampaikan secara lisan oleh seseorang kepada orang lain. Tuter sering juga di sampaikan saat seorang ibu hendak menidurkan anaknya. Adapun pada saat istirahat lainnya. Fungsinya untuk menghibur juga sebagai sarana mendidik anak dengan cara menceritakan kejadian dengan peran tokoh yang dianggap baik.
Ama merupakan semacam pantun, maupun pribahasa ciri khas daerah Sumbawa. Ama ini dibuat oleh para tau samawa, berbentuk kata kiasan dalam bahasa sumbawa yang memiliki makna – makna tertentu, dapat berisi petuah, nasehat, dan pelajaran bagi pendengarnya. Fungsinya untuk mengajarkan moral kepada generasi – generasi muda.
Panan merupakan sarana hiburan bagi masyarakat Sumbawa pada zaman dahulu. Panan atau basual artinya teka-teki. Panan adalah salah satu bentuk sastra lisan Sumbawa yang biasa dilakukan masryarakat Sumbawa pada zaman dahulu guna untuk mengisi waktu senggang, Panan yakni berupa pertanyaan yang mengandung unsur teka- teki , panan di sampaikan kepada orang lain untuk di cari jawabanya. Ada pun bentuk teka – tekinya berupa singkatan kata yang tidak memiliki makna yang mengharuskan si penjawab berfikir untuk mencari bentuk panjang dari sebuah singkatan itu menjadi sebuah kalimat bermakna, jadi, si penjawablah yang menentukan jawabannya sendiri.

By: Zenith Tacia Ibanez
http://zenithtaciaibanez.wordpress.com/2011/06/10/bahasa-dalam-kebudayaan-sumbawa/

Budaya daerah Sumbawa sama halnya dengan daerah-daerah lain yang ada indonesia. Masyarakat Sumbawa biasanya disebut juga dengan “ Tau Samawa “. Adapun kebudayaan daerah Sumbawa diantaranya yaitu :
  1. Gunting Bulu
Dalam budaya Sumbawa tradisi penyambutan bayi dikenal dengan upacara adat gunting bulu yang dilanjutkan dengan turen tanak ( turun tanah ). Kedua acara ini digabung dalam satu kesempatan bersamaan dengan aqiqah dan pemberian nama, saat bayi berumur tujuh bulan. Gunting bulu dilaksanakan dalam posisi berdiri. Semua undangan diharapkan berdiri berjejer menyambut kedatangan si bayi. Dalam gendongan sang ayah, bayi dibawa menuju pemangku adat atau tetua yang akan mengguting rambutnya untuk pertama kali disertai dengan doa-doa akan harapan baik bagi si bayi, rambutnya pun digunting bersamaan dengan buah bulu yang telah digantung pada rambutnya. Rambut yang digunting dengan buah bulu tersebut dimasukkan kedalam sebuah kelapa muda berukuran kecil dan berwarna kuning yang disebut nyir gading berisi air dan bunga-bunga yang dikenal dengan kembang setaman.

  1. Barodak
Dalam upacara pernikahan di daerah sumbawa dikenal dengan salah satu adat pernikahan yaitu Barodak. Barodak adalah adat istiadat daerah sumbawa berupa luluran yang menggunakan “same” (masker) kepada kedua mempelai sebelum dilaksanakan akad nikah. Sebelum dilaksanakan acara barodak kedua mempelai dimandikan oleh sesepuh, tokoh-tokoh adat terutama kaum perempuan yang ditunjuk akan melakukan pekerjaannya yaitu mengusap atau mengoles odak ke wajah dan lengan kedua mempelai. Setelah itu barulah diberi pancar di jari kuku-kuku pada kedua mempelai.

  1. Turen Berang
Dalam daerah sumbawa Turen Berang ini dikenal dengan istilah” Buang Sial “. Turen berang ini dilakukan setelah acara sunatan masyarakat sumbawa. Tujuan dalam turen berang yaitu membersihkan diri dengan membuang semua sisa acara atau bekas odaknya di buang ke sungai. Acara ini dilakukan seminggu setelah khitan dengan mempersiapkan beras merah,beras kuning, dan beras biasa untuk dibawa ke sungai, dan dihanyutkan sungai.

  1. Rame Mesa
Rame mesa istilahnya membuat keramaian di satu tempat saja, misalnya di acara pernikahan hanya ada acara di rumah pengantin wanita saja untuk menghibur dan sang pengantin di dandani serta memakai pakaian adat daerah sumbawa.

  1. Bejajag
Bejajag merupakan tahap awal yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah perkawinan. Seorang jejaka yang menaruh hati pada seorang gadis sebelum resmi meminang memerlukan waktu khusus untuk mengadakan pendekatan dengan seorang gadis yang ingin dipinang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar